JAKARTA (beritatrans.com) – Transportasi merupakan urat nadi pertumbuhan perekonomian bangsa. Dalam pembangunannya dibutuhkan berbagai persiapan termasuk perencanaan yang matang. Sehingga menghasilan prasarana dan sarana transportasi yang efektif dan efisien, serta betul-betul bermanfaat bagi masyarakat.
“Untuk menghasilkan transportasi yang efektif dan efisien dan bernilai manfaat tinggi bagi masyarakat, maka dibutuhkan sebuah perencanaan yang terintegrasi,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Perhubungan Dr. Ir. Agus Santoso, M.Sc., usai memberikan sambutan pada Pertemuan Berkala Forum Komunikasi Kelitbangan (FKK) Kementerian/Lembaga di Jakarta, akhir pekan kemarin.
Agus mengatakan, untuk menghasilkan transportasi yang efektif dan efisien serta bermanfaat bagi masyarakat tidak bisa direncanakan hanya oleh Kementerian Perhubungan, tetapi harus juga ada keterlibatan kementerian atau lembaga lainnya semisal Bappenas, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Kementerian Pariwisata, dan lain-lain.
“Sehingga perlu ada sebuah perencanaan pembangunan transportasi, baik prasarana maupun sarana, yang terintegrasi dari berbagai kementerian/lembaga yang terkait,” katanya.
Melalui pertemuan regular kelitbangan inilah Agus berharap mendapatkan masukan dari kementerian/lembaga soal bagaimana membuat perencanaan yang komprehensif dalam pembangunan transportasi.
“Terutama berguna bagi masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil, terluar dan daerah-daerah perbatasan sesuai semangan Nawa Cita yang diusung oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla,” ujarnya.
Makanya dalam pertemuan berkala FKK Kementerian/Lembaga tersebut, Badan Litbang Perhubungan mengusung tema “Koordinasi Penelitian Untuk Mewujudkan Integrasi Perencanaan Antar Sektor Dalam Rangka Meningkatkan Transportasi Yang Efektif dan Efisien.”
Dalam pertemuan berkala tersebut dibahas soal pembangunan transportasi di Provinsi Papua. Pemilihan Papua sebagai contoh bahasan tidak lain karena Presiden Jokowi sendiri menaruh perhatian yang sangat serius dalam upaya membangun provinsi agar pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakatnya tidak terlalu jauh berbeda dengan masyarakat di belahan Indonesia lainnya.
Menurut Agus, pembangunan transportasi di Papua membutuhkan penanganan tersendiri mengingat karakter demografi provinsi Papua sangat berbeda dengan daerah-daerah lainnya.
Wilayah Papua berbukit-bukit dan banyak gunung. Selain itu, dengan wilayahnya yang begitu luas tetapi masyarakatnya masih sangat sedikit dan tinggal secara berkelompok di wilayah-wilayah yang relatif berjauhan.
“Diharapkan dengan pertemuan-pertemuan kelitbangan seperti ini dapat menghasilkan sebuah perencanaan yang terintegrasi untuk membangun transportasi di Papua. Apakah di sana layak dibangun jalan raya, transportasi sungai dan laut, atau lebih baik membangun dan mengembangkan transportasi udara?” ujar Agus.
Agus menjelaskan, pembangunan jalan raya atau jalan berbasis rel belum tentu cocok di Papua. Sebab dengan jarak antar wilayah yang berpenduduk sangat berjauhan, nilai manfaat jalan raya atau rel itu tidak optimal. Sementara biaya untuk membangun kedua prasarana transportasi itu membutuhkan dana yang tidak sedikit.
“Bisa jadi nanti ada pemikiran di Papua akan lebih efektif dan efisien mengembangkan transportasi sungai dan laut atau transportasi udara. Apalagi Indonesia saat ini telah mampu membangun kapal dan juga pesawat dengan ukuran kecil-kecil yang mungkin akan lebih cocok digunakan di Papua untuk melayani rute-rute pendek antar pulau,” tuturnya.
Pertemuan berkala FKK itu sendiri mengundang para peneliti dari Bappenas, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, dan peneliti utama Badan Litbang Perhubungan sebagai pembicara. Sedangkan yang bertindak sebagai moderator adalah Sekretaris Badan Litbang Perhubungan Ir. Sugiadi Waluyo. (aliy)
The post Badan Litbang: Integrasi Perencanaan Tingkatkan Efektifitas Dan Efisiensi Transportasi appeared first on Berita Trans.