JAKARTA (BeritaTrans.com) – Sebanyak 30 titik integrasi angkutan umum di Jabodetabek ditetapkan Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan cq Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
Kepala BPTJ Elly Adriani Sinaga mengungkapkan, sejumlah titik integrasi tersebut, di antaranya di Dukuh Atas, Halim, dan Kampung Rambutan.
“Mengintegrasikan angkutan umum itu tidak mudah. Tidak hanya posisi (duduk) stasiun (terminal), melainkan bagaimana masyarakat bisa menggunakan satu tiket untuk berbagai moda,” ujar Elly di Jakarta, Kamis (2/3/2017).
Dukuh Atas disebutkan Elly, nantinya merupakan tepat pertemuan antara moda bus dan kereta, baik itu Transjakarta, kereta rel listrik (KRL), mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), maupun kereta bandara.
Sedangkan Halim akan dipersiapkan sebagai titik pertemuan antara LRT Jabodebek dan kereta cepat Jakarta-Bandung dan Kampung Rambutan antara bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dan LRT.
“Bila angkutan umum perkotaan tidak diintegrasikan, akan menjadi malapetaka. Namun, apabila diatur dengan baik, Jakarta akan menjadi kota peradaban baru pada tahun 2019.
“Pada tahun 2019, kota bisa menjadi disaster (malapetaka) atau menjadi kota yang wah dan memasuki peradaban baru,” ungkapnya.
Hal ini, kata dia bisa terjadi (malapetaka), bila angkutan tidak terintegrasi, pakai banyak tiket, mau naik angkutan lain harus masuk kolong jembatan, dan tidak membuat nyaman.
Hal itu merupakan tugas dari BPTJ dalam rangka mengintegrasikan titik-titik pertemuan angkutan umum perkotaan.
“Kalau bisa bukan hanya di Dukuh Atas saja, melainkan dari Dukuh Atas sambung ke Tanah Abang,” kata Elly. (omy)
The post 30 Titik Integrasi Angkutan Umum di Jabodetabek Ditetapkan appeared first on Berita Trans.