JAKARTA (Beritatrans.com) – Indonesia justru memerlukan peningkatan produksi minyak mentah untuk mengurangi impor sehingga berapapun peningkatan yang berhasil dilakukan akan sangat berarti. Bila Indonesia tidak mengambil keputusan strategis ini — membekukan keanggotaan di OPEC–maka impor minyak mentah kita akan semakin tinggi.
“Keputusan pemerintah ini sangat rasional dan realistis untuk kondisi Indonesia saat ini. Pertamina mendukung sepenuhnya kebijakan Pemerintah Indonesia membekukan keanggotaan di OPEC,” tutur Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di Jakarta, kemarin.
Seperti diketahui, OPEC telah mengambil keputusan untuk mengurangi produksi minyak sampai 1,2 juta barel Pemangkasan produksi 1,2 juta barel per hari di luar kondensat. “Keputudan OPEC ini selanjutnya mengharuskan Indonesia memangkas produksi 5% atau sekitar 37.000 barel per hari akan berdampak cukup signifikan bagi industri migas dan juga ketahanan energi nasional,” jelas Dwi.
Saat ini, lanjut dia, Indonesia mengimpor sekitar 50% atau sekitar 430 ribu barel per hari kebutuhan minyak mentah untuk pengolahan di kilang nasional. Pertamina terus melakukan upaya-upaya menekan impor minyak mentah.
“Langkah itu diantaranya melalui peningkatan produksi perusahaan di dalam negeri, meningkatkan pembelian minyak mentah domestik bagian Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS), dan peningkatan produksi dari aset di luar negeri.” papar Dwi.
“Untuk produksi minyak mentah Pertamina di Tanah Air, hingga September 2016 rata-ratanya mencapai 223 ribu barel per hari atau naik 12% dari periode yang sama tahun lalu. Pembelian dari KKKS naik menjadi sekitar 12 ribu barel per hari dari tahun lalu hanya sekitar 4 ribu barel per hari,” tegas dwi Sujtipto.(helmi)
The post Bertahan Di OPEC Impor Minyak Mentah Indonesia Melonjak appeared first on Berita Trans.