JAKARTA (Beritatrans.com) – Basuki T adalah salah satu teknisi andal PT Dirgantara Indonesia (DI). Ia sudah malang melintang sebagai teknisi pesawat terbang di BUMN industri strategis itu sejak tahun 1981. Kini, ia mengantongi lima sertifikat atau lisensi profesi dari lembaga berwenang, khususnya sebagai teknisi pesawat terbang berbagai jenis dan tipe.
“Saya bekerja sebagai quality control terbang di PT DI, Bandung. Untuk kali ini, saya dipanggil Bapak (Marsdya (Purn) Eris Herryanto-red) untuk menjadi teknisi pesawat Aerobatik milik terutama saat pameran Aerobatik di Pusdirga, Buperta Cibubur, Jakarta,” kata Basuki menjawab Beritatrans.com di Jakarta, kemarin.
Alumni SMK Penerbangan Yogyakarta itu, awalnya diajak seorang expatriate yang merakit pesawat Aerobatik di PT DI Bandung. Saat itu, ia sudah menjadi teknisi dengan masa kerja cukup lama di PT DI.
Tapi, dalam perbincangan sambil merakit kembali pesawat aerobatik itu, dia percaya pada kerja sama. “Kemudian diberikan sertifikan excellence. Maka jadilah profesi ini terus saya jalani sampai sekarang. Setiap Pak Eris Herryanto mau terbang aerobatik, selalu memanggil saya untuk mendampingi,” jelas Basuki lagi.
Menurut pria blasteran Jawa-Pontianak itu, sejak kecil ia memang bercita-cita menjadi teknisi. Kemudian, di Yogyakarta dulu, masuk SMK Penerbangan. Setelah lulus, tahun 1981, ia terus bergabung dengan PT DI sampai sekarang.
Kemampuan dan profesionalisme Basuki kini makin diakui. Selain menerima sertifikat excellent dari pabrikan pesawat asal Amerika Serikat, menurut dia, kini ada lima sertifikat komptensi dia kantongi dari Direktorat Sertifikasi dan Kelaikan Pesawat Udara (DSKU) Ditjen Perhubungan Udara.
“Sebagai teknisi pesawat terbang, tentu harus mendapatkan seritifikasi dari DSKU Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Lisensi itu penting sebagai bentuk pertanggungjawaban saya sebagai kepada pabrikan dan pengguna jasa,” tukas pria yang lama tinggal di Sukabumi tersebut.
“Setiap teknisi pesawat termasuk saya, harus mengantongi lisensi resmi dari lembaga yang berwenang, yaitu DSKU Kementerian Perhubungan itu. Jadi, kalau satu saat ada yang bertanya atau mengaudit, saya bisa menunjukkan dokumen itu sekaligus mempertanggungjawabkan secara profesional,” tukas Basuki.
Kualitas dan kualifikasi Basuki tergolong cukup langka. Oleh karena itu, dia sebenarnya sudah pensiun, Tapi masih diperpanjang oleh manajemen PT DI. BUMN indutri strategis yang beralamat di Bandung itu masih percaya dan membutuhkan tenaga Basuki.
“Saya sudah diperpanjang sampai enam kali oleh PT DI. Setiap perpanjangan berlaku enam bulan sekali. Nampanya, perusahaan masih membutuhkan keahlian saya sebagai teknisi pesawat terbang di Tanah Air,” tandas Basuki.
Sulit Mendidik Teknisi Pesawat
Basuki mengakui, sulit mendidik dan menyiapkan teknisi pesawat andal, termasuk untuk menggantikan posisi dirinya di PT DI atau pelaku olah raga aerobatic di Tanah Air.
“Saya akui sulit mendidik dan menyiapkan tenaga teknisi yang andal sebagai calon pengganti nanti. Saya sudah berulang kali mendidik dan menyiapkan kader-kader baru. Tapi lebih banyak gagalnya,” terang Basuki.
Pernah ada beberapa teknisi muda bergabung di PT DI dan langsung dibawah binaan dan pengawasan saya. Tapi, rata-rata kurang dari 3-6 bulan sudah mundur. “Pernah waktu itu ada teknisi muda bergabung dengan saya. Tapi, buru dua bulan sudah minta resign alias mundur.
“Tak tahu apa sebabnya, bisa karena ada tawaran yang lebih besar atau faktor lainnya. Belakangan diketahui pindah ke tempat lain, setelah pihak perusahaan minta konfirmasi ke saya,” papar Basuki.
Oleh karena itu, dia berpesan kepada para teknisi muda atau calon teknisi pesawat terbang di Tanah Air.
“Profesi teknisi pesawat terbang itu harus ditekuni dengan baik, sekaligus mempunyai lisensi dari instansi yang berwenang. Dengan begitu, otoritas dan hasil kerjanya akan diakui oleh dunia international,” tegas Basuki.(helmi)
The post Basuki, Sosok Teknisi Pesawat Andal Di PT DI Bandung appeared first on Berita Trans.